Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
Rabu, 19 Januari 2011
Minggu, 02 Januari 2011
PENYESALANKU
hari demi hari lewat tanpa permisi
tanpa menghiraukan diriku
yang telah jauh terhanyut oleh gelapnya dunia
bathin ini tersentak
nafas juga ikut berontak
ingin lepas dariku
sesosok makhluk menghampiriku
kuberharap mendapat keajaiban
tapi..makin mendekat dan berkata "aku izrail"
ya Tuhan! aku sudah kirimkan doa dan restu
unutk kematianku di hari tuaku
karena hari ini....aku belum siap
aku belum sanggup kedatanganmu izrail
sahabatku...
kudengar gemersik suara
"akulah sahabatmu"
suara yang sepertinya aku kenal
suara yang terus menggoda
untuk selalu menunda taubatku
aku terus berjuang melawan takdir
berkeringat, mata menerawang
aku tersentak bangun dari pelataran sofa empuk
aku mimpi.......
Tuhan...ini teguranmu
kubasahi tubuh dengan wudhu
dan bersujud menangis lalu tertidur dan bersujud lagi
haingga ku kumandangkan azan subuh
penyesalanku untuk hidupku
Ade sufairi
p.ips ekonomi
tanpa menghiraukan diriku
yang telah jauh terhanyut oleh gelapnya dunia
bathin ini tersentak
nafas juga ikut berontak
ingin lepas dariku
sesosok makhluk menghampiriku
kuberharap mendapat keajaiban
tapi..makin mendekat dan berkata "aku izrail"
ya Tuhan! aku sudah kirimkan doa dan restu
unutk kematianku di hari tuaku
karena hari ini....aku belum siap
aku belum sanggup kedatanganmu izrail
sahabatku...
kudengar gemersik suara
"akulah sahabatmu"
suara yang sepertinya aku kenal
suara yang terus menggoda
untuk selalu menunda taubatku
aku terus berjuang melawan takdir
berkeringat, mata menerawang
aku tersentak bangun dari pelataran sofa empuk
aku mimpi.......
Tuhan...ini teguranmu
kubasahi tubuh dengan wudhu
dan bersujud menangis lalu tertidur dan bersujud lagi
haingga ku kumandangkan azan subuh
penyesalanku untuk hidupku
Ade sufairi
p.ips ekonomi
Sabtu, 01 Januari 2011
Hakekat Tahun Baru
Perayaan tahun baru Masehi, suatu perayaan yang baru saja kita lewati Terkesan dalam perayaan tersebut harus dilakukan dengan mabuk-mabukan, pesta pora, berkumpul bersama, pesta kembang api, dansa-dansa, pesta music, dan lain sebagainya. Suatu perayaan yang gegap gempita. Karena gegap gempitanya, ada diantara kaum muslimin yang ikut menyemarakkannya dengan cara yang berbeda dengan tabligh akbar, doa dzikir dan muhasabah bersama. Padahal mengutip fatwa yang dikeluarkan Pusat Konsultasi Syariah hal ini harus dihentikan karena mengarah kepada perbuatan bid’ah. Perbuatan bid’ah tidak akan diterima oleh Allah seperti hadis Nabi, dari Ummul Mu’minin Aisyah r.a, beliau berkata: berkata Rasulullah SAW : Barangsiapa yang mengerjakan amal ibadat yang tidak kami perintahkan, maka amalnya itu ditolak. (HR. Muslim). Amalan bid’ah baik yang diada-adakan oleh kita sendiri atau diada-adakan oleh orang lain, yang kita hanya mengamalkannya saja, semuanya adalah bathal dan tidak diterima Allah.
Sebenarnya apa itu tahun baru? Ada apa dengan tahun baru?
Menurut umat Kristiani, perayaan tahun baru adalah rangkaian bentuk peringatan kelahiran Yesus yang mereka asumsikan lahir pada tanggal 25 Desember, seharusnya merupakan musim dingin. Namun, Al-Qur’an menjelaskan bahwa Nabi Isa lahir dimusim panas, karena saat itu kurma sedang berbuah. QS 19:23-25
Dalam Alkitab terdapat penjelasan mengenai kelahiran Yesus yang terdapat perbedaan. Menurut Injil Matius 2:1 Yesus lahir di zaman raja Herodes berkuasa (sekitar tahun 4 SM), sementara menurut Injil Lukas 2: 1-6, Yesus lahir ketika Raja Agustus sedang melakukan sensus penduduk (sekitar tahun 7SM). Mana yang benar?
Tanggal 25 Desember? Tambah kacau lagi, karena tidak ada satu dalil pun dalam Alkitab mengenai tanggal 25 Desember.
Jadi, mengapa kita menyemarakkan perayaan yang tidak ada dasarnya dalam islam bahkan diluar islam pun tidak ada landasannya?
Oleh sebab itu, islam tidak membenarkan perayaan seperti itu. Tidak membenarkan kegiatan pesta pora, sebaliknya islam menganjurkan sedekah, berbagi sesama fakir miskin, menyantuni anak yatim, dan menolong orang yang membutuhkan. Islam tidak membenarkan berleha-leha, sebaliknya islam mengajarkan bekerja keras, memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.
Dalam islam, sebenarnya kita juga memiliki kalender, yang dinamakan tahun Hijriyah, yang dimulai dari hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. 1 tahunnya terdapat 344 hari yang dibagi dalam 12 bulan berdasarkan orbit bulan. Dengan nama-nama yang bermakna. Misalnya sesudah sebulan berpuasa ramadhan, kita memasuki bulan syawal. Syawal artinya peningkatan. Jadi, diharapkan dibulan syawal kita mengalami peningkatan dibulan syawal setelah berpuasa Ramadhan.
Sekarang jelas sudah bahwa tidak ada gunanya bagi kita menyemarakkan perayaan tahun baru, bahkan merupakan suatu bid’ah yang berbuah dosa. Walaupun bid’ah itu sendiri terbagi atas bid’ah dhalalah dan bid’ah Hasanah dan yang tercela dan dikutuk Nabi adalah bid’ah dhalalah, sedang bid’ah hasanah tidak tercela dan bahkan dianjurkan untuk memakainya. Sebagai seorang Muslim kita tentu bisa memilah dan memilih apa yang pantas kita ikuti, dan kita juga dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Wallahu a’lam bishowab.
Zijni MR
Sebenarnya apa itu tahun baru? Ada apa dengan tahun baru?
Menurut umat Kristiani, perayaan tahun baru adalah rangkaian bentuk peringatan kelahiran Yesus yang mereka asumsikan lahir pada tanggal 25 Desember, seharusnya merupakan musim dingin. Namun, Al-Qur’an menjelaskan bahwa Nabi Isa lahir dimusim panas, karena saat itu kurma sedang berbuah. QS 19:23-25
Dalam Alkitab terdapat penjelasan mengenai kelahiran Yesus yang terdapat perbedaan. Menurut Injil Matius 2:1 Yesus lahir di zaman raja Herodes berkuasa (sekitar tahun 4 SM), sementara menurut Injil Lukas 2: 1-6, Yesus lahir ketika Raja Agustus sedang melakukan sensus penduduk (sekitar tahun 7SM). Mana yang benar?
Tanggal 25 Desember? Tambah kacau lagi, karena tidak ada satu dalil pun dalam Alkitab mengenai tanggal 25 Desember.
Jadi, mengapa kita menyemarakkan perayaan yang tidak ada dasarnya dalam islam bahkan diluar islam pun tidak ada landasannya?
Oleh sebab itu, islam tidak membenarkan perayaan seperti itu. Tidak membenarkan kegiatan pesta pora, sebaliknya islam menganjurkan sedekah, berbagi sesama fakir miskin, menyantuni anak yatim, dan menolong orang yang membutuhkan. Islam tidak membenarkan berleha-leha, sebaliknya islam mengajarkan bekerja keras, memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.
Dalam islam, sebenarnya kita juga memiliki kalender, yang dinamakan tahun Hijriyah, yang dimulai dari hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. 1 tahunnya terdapat 344 hari yang dibagi dalam 12 bulan berdasarkan orbit bulan. Dengan nama-nama yang bermakna. Misalnya sesudah sebulan berpuasa ramadhan, kita memasuki bulan syawal. Syawal artinya peningkatan. Jadi, diharapkan dibulan syawal kita mengalami peningkatan dibulan syawal setelah berpuasa Ramadhan.
Sekarang jelas sudah bahwa tidak ada gunanya bagi kita menyemarakkan perayaan tahun baru, bahkan merupakan suatu bid’ah yang berbuah dosa. Walaupun bid’ah itu sendiri terbagi atas bid’ah dhalalah dan bid’ah Hasanah dan yang tercela dan dikutuk Nabi adalah bid’ah dhalalah, sedang bid’ah hasanah tidak tercela dan bahkan dianjurkan untuk memakainya. Sebagai seorang Muslim kita tentu bisa memilah dan memilih apa yang pantas kita ikuti, dan kita juga dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Wallahu a’lam bishowab.
Zijni MR
Pelabuhan Sajak
Sajakmu adalah air hujan
menyirami tanah gersang
dengan sentuhan rasa
Menyapa tanah yang gelak terbahak
menyapa insan, ingsang dan paru-paru
kepanasan
menyentuh tumbuhan agar tersenyum
manis di batangnya
Katamu menjadi metafora alam
wujudkan abstrak cerahkan buram
siangkan malam
Kalimatmu dekatkan pelayaran
hadirkan kekuatan
kami sambut hikmah dari lenturnya jari
pada lembaran-lembaran syairmu
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
Pisau Tajam Sastra
Galibnya menanjak tunjuk ajar
dari pendahulu
puluhan ribu ukiran makna kata
ratusan kalimat indah disimak
puluhan buku dijadikan
landasan sastra
Budayawan ini menjadi pisau tajam negeri
mengupas mengunyah dalam-dalam
menggenapkan usia di laman pengabdian
untuk anak negeri
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
Terlahir dalam Budaya
Kau memang terlahir untuk ini
untuk menyemai matlamat budaya negeri
tiada letih tiada pedih tiada terhenti
kulihat sajak-sajakmu memang panjang
harus berhenti sejenak untuk menyimak
dalam menuai padi hijau
dan kadang memanas dalam tungku
api kegalauan
sempat juga kau ulurkan tulisan
tentang sunyata hari-harimu
tapi tetap kukatakan karyamu
selalu panjang-panjang
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
menyirami tanah gersang
dengan sentuhan rasa
Menyapa tanah yang gelak terbahak
menyapa insan, ingsang dan paru-paru
kepanasan
menyentuh tumbuhan agar tersenyum
manis di batangnya
Katamu menjadi metafora alam
wujudkan abstrak cerahkan buram
siangkan malam
Kalimatmu dekatkan pelayaran
hadirkan kekuatan
kami sambut hikmah dari lenturnya jari
pada lembaran-lembaran syairmu
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
Pisau Tajam Sastra
Galibnya menanjak tunjuk ajar
dari pendahulu
puluhan ribu ukiran makna kata
ratusan kalimat indah disimak
puluhan buku dijadikan
landasan sastra
Budayawan ini menjadi pisau tajam negeri
mengupas mengunyah dalam-dalam
menggenapkan usia di laman pengabdian
untuk anak negeri
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
Terlahir dalam Budaya
Kau memang terlahir untuk ini
untuk menyemai matlamat budaya negeri
tiada letih tiada pedih tiada terhenti
kulihat sajak-sajakmu memang panjang
harus berhenti sejenak untuk menyimak
dalam menuai padi hijau
dan kadang memanas dalam tungku
api kegalauan
sempat juga kau ulurkan tulisan
tentang sunyata hari-harimu
tapi tetap kukatakan karyamu
selalu panjang-panjang
Abdul Muhadi BS
Pengurus FLP Riau
Muhasabah Cinta Tahun Baru
Unggulkan Diri dalam Memanfaatkan Waktu
Pergantian tahun baru Islam 1 Muharram 1432 H dan tahun baru Masehi 2011 baru saja bersua pada semua umat manusia, pertukaran tahun Hijriah dan Masehi ini mempunyai makna tersendiri bagi orang yang melaluinya dengan penuh keistiqomahan dan sikap optimisme dalam berbagai aspek ibadah, budaya, sosial, ekonomi bahkan peningkatan potensi diri. Satu tahun selanjutnya, semangat apa yang dibawa kaum muslimin dalam menghadapi tahun baru Hijriah dan Masehi, apakah berjalan di tempat atau bahkan melenjit lebih baik dari tahun sebelumnya?.
Memang sebutan yang indah itu lebih pada tahun Hijriah, kenapa? Ya harus dipahami maknanya sangatlah indah karena kata Hijriah yang mengandung makna pesan yakni perubahan agar tidak pernah surut kebelakang pada perjalanan waktu demi waktu dalam kehidupan ini. Perubahan ini dilukiskan oleh tauladan umat Islam yaitu Rasulullah Saw, dimana beliau dalam kehidupannya selalu ada ishlah dan peningkatan dalam memimpin umat, sehingga gelar demi gelar pun disandangnya baik di dunia maupun di sisi Allah SWT.
Pergantian tahun merupakan sesuatu yang biasa terjadi dan biasa pula dilalui. Contoh pergantian tahun Hijriah, mempunyai arti tersendiri bagi kaum muslimin yang benar-benar menjalankan makna hidup dan kehidupan. Namun, mayoritas pergantian tahun baru Islam hanyalah merupakan seremonial semata. Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim, berbondong-bondong merayakan dan memeriahkan tahun baru Masehi, juga lebih hafal bulan-bulan Masehi ketimbang bulan-bulan di tahun Hijriah. Tidakkah umat muslim risih, dengan perilaku orang-orang yang mengaku sebagai pengikut al-Masih yang siap siaga setiap detik menit mereka membuat serangan secara diam, maupun secara terang-terangan kepada umat Islam.
Menurut catatan Abdul Qadir Ahmad Abdul Qadir (Majalah Qiblati edisi 03, Dzulqa’dah 1428 H). Mereka unggul, ketika mampu menyusup dalam putaran baru bulan-bulan Romawi (Miladi), yaitu bulan-bulan yang diberi nama dari berhala-berhala yang disembah orang Romawi dan Yunani, atau nama-nama thaghut mereka. Mulai dari bulan Januari, Februari, Maret sampai bulan kedua belas Desember, yang mana pelbagai pertanggalan yang telah menyebar sebagai kalender informatika, dinas perkantoran dan pendidikan. Hal ini karena pengaruh untuk kemunduran akal dan memerangi agama Allah SWT, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani bangga dengan penanggalan mereka yang tergolong bentuk kepanjangan dari budaya bangsa Romawi. Lalu, usaha apa untuk mengunggulkan umat Islam dalam aspek kehidupan ini?
Unggulkan Diri dengan Waktu
Semua bisa teratasi, jika ditata dari keseluruhannya dengan bagaimana mengatur waktu. Karena setiap orang mempunyai jatah waktu yang sama, 24 jam sehari. Orang muslim dan kafir memiliki waktu yang sama, orang sukses dan orang yang gagal waktu yang diberi juga semuanya sama, orang yang bisa mencapai tujuan dalam satu tahun maupun yang tidak, juga mempunyai waktu yang sama. Namun yang menjadi soal yaitu, bagaimana waktu itu menjadi manfaat dunia dan akhirat. Pernah terpikir tidak, bahwa waktu tidak akan terputar kembali, misal solat Subuh yang dikerjakan pada suatu hari, tidak akan kembali lagi sepanjang hayat kita. Lihat juga ketika kita duduk bersama teman-teman di bangku kuliah menunggu dosen tiba. Di antara kita ada yang membaca buku, memencet-mencet tombol HP, ada yang sibuk ngobrol dengan teman lainnya, ada yang bercanda. Jelas waktunya sama tapi hasil berbeda. Semua tergantung bagaimana kita bisa mengisinya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Rasulullah saw Bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang diberi panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi umur yang panjang dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad). Dalam hal ini, hal pertama yang harus dicurigai adalah bagaimana komitmen terhadap waktu yang dijalani dan memaknai umur yang panjang apakah diiringi dengan amalan kebaikan atau sebaliknya. Maka titik tolak aktifitas bisa diukur dan terpenuhi dari evaluasi kegiatan sehari-hari. Bila meremehkan keterlambatan dalam mengatur waktu sehingga menjadi moment yang sia-sia, alhasil tidak akan ada peningkatan kemampuan diri, maka jangan salahkan, jika kita tidak bisa unggul dalam kancah arena pertarungan ini.
Setiap detik, menit, dan jam adalah peluang besar dalam mengembangkan potensi agar bisa melenjit, karena setiap pribadi manusia telah dibekali peluang untuk menggalinya. Baik peningkatan dalam bidang keilmuan, kepribadian, peningkatan nilai ibadah, mengatur hati, mengembangkan jati diri tim atau organisasi dan seterusnya. Barang siapa yang melakukan peningkatan kemampuan diri dengan menyandang kata “tamak”, maka jangan heran Allah SWT akan memberinya nilai terbaik sesuai yang diikhtiarkannya. Sebaliknya, jika seorang masih termenung tidak berusaha, merosot nilai ibadahnya, hatinya tak teratur penuh rasa iri dan dengki, ilmu kian hari tak bertambah. Tak bisa dipungkiri, apa yang dicita-citakan hanya lamunan belaka.
Senada dengan ungkapan Joni Lis Effendi dalam bukunya Making Dream Team Strategi Membangun Tim Sukses, mulai dari sekarang buatlah “master plan” hidup anda, atur sedini mungkin jalan-jalan mana yang akan ditempuh, rute-rute mana yang mungkin bisa mengantarkan anda pada cita-cita dan impian anda itu, lalu petakan rute-rute itu agar anda tidak nyasar atau berputar-putar di situ-situ saja tanpa kemajuan apa-apa. Hal-hal ini perlu anda cermati, dan jangan biarkan separuh waktu anda habis hanya untuk menyesali kekeliruan dan kesalahan perencanaan hidup. Ingat, penyesalan itu pasti datangnya belakangan dan belum ada yang menawarkan diri untuk menyesal lebih dahulu. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).” (Thaaha: 68).
Mewaspadai Pencuri Waktu
Setiap orang pasti akan menjaga dan memelihara sesuatu yang dianggapnya berharga, maka menjauhkannya dari kehilangan sesuatu yang berharga tersebut. Begitu juga seorang muslim diharuskan merawat mutu iman dan memanfaatkan waktu. Jangan membiarkannya dilalui dengan bersantai-santai, berbicara sia-sia, berjalan sia-sia, dan lain-lain serba sia-sia. Padahal, semestinya kita sudah mengerti bahwa modal kita sebenarnya setelah iman adalah waktu.
Ambillah ibrah dari buku 27 Kisah Hikmah Aa Gym. Pada suatu malam, ketika hendak belajar, si Fulan memutuskan untuk belajar Matematika. Kemudian dia berpikir ulang, karena ingat guru Matematika yang judes itu, akhirnya ia pindah ke pelajaran Fisika. Tidak bertahan lama, si Fulan resah dengan huruf dan angka yang membosankan dan membuatnya pusing. Akhirnya ia memilih pelajaran menggambar.
Apakah dia mahir dalam membuat gambar?. Ternyata belum terbukti kemahirannya, ketika harus berjam-jam mencari pensil gambar miliknya yang hilang, dia menjadi kesal. Akhirnya pensil itu memang tidak bisa ditemukan, ia memilih untuk membelinya di toko terdekat. Pergilah ia ke toko yang menjual alat-alat tulis, karena ada uang lebih, ia beli cemilan untuk menemaninya ketika belajar. Sesampainya di rumah, dia berpikir kalau cemilan tanpa minuman nampaknya kurang sempurna. Sepertinya kopi adalah pilihan tepat untuk menghilangkan kantuk. Sayang, air panas dan gula tidak tersedia, terpaksa ia merebus air panas dan kembali ke toko membeli gula. Tanpa sengaja matanya menatap jam dinding di toko itu, yang jarum pendeknya menunjukkan angka 10, sedangkan yang panjangnya mengarah angka 6, dia berlari pontang-panting. Malam telah larut, cemilan habis, kopi pun tak tersisa. Pensil gambar tercecer dan kertas gambar pun bersih tanpa coretan. Keampuhan kopi pun belum mampu mengalahkan kantuk. Akhirnya ia tertidur dengan tenang. Orang seperti Fulan ini sebenarnya tidak memiliki perencanaan yang baik. Banyak waktu yang terbuang sia-sia, walaupun terlihat sibuk namun tidak efektif dan efesien.
Maka, niatlah sebagai motivator awal ketaatan pada tahun baru Islam dan Masehi ini, kembali menata niat, agar eksistensi kesalehan dan kualitas potensi diri menunjang daya guna kemaslahatan dan peradaban umat Islam. Serta menjauhkan diri dari pelanggaran terhadap rambu-rambu hidup dan meninggalkan gaya hidup yang tidak teratur, agar kehidupan yang baik dengan memanfaatkan momentum-momentum tertentu secara disiplin, sehingga mengarahkan kita kepada jalan kesuksesan yang abadi. Karena ingat, kita ini telah dan akan senantiasa berkompetisi dengan waktu. Satu desah nafas adalah satu langkah kita menuju maut.***
Abdul Muhadi BS
Mahasiswa Alumni PBA UIN Suska 2010,
kini bermastautin di Sungai Pakning Bengkalis.
Langganan:
Postingan (Atom)